-->

Setelah Ini, Mau Kemana Lagi Bang Jarwo ? ( Bagaimana Kelanjutan film Adit Sopo Jarwo Setelah Meninggalnya Sutan Bhatoegana ? )


Di tengah ramai dan hiruk pikuknya dunia politik Indonesia saat ini, tiba-tiba datang berita duka. Dikabarkan, Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana Siregar, M.M. meninggal dunia pada tanggal 19 November 2016 pukul 08.00 di Rumah Sakit BMC Bogor, Jawa Barat pada umur 59 tahun. 
Sutan Bhatoegana meninggal akibat penyakit kanker hati yang dideritanya. 
Dalam pemakamannya, tampak hadir rekanan, termasuk mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yodoyono. Dalam kesempatan tersebut SBY sempat menyebut bahwa Sutan Bhatoegana adalah rekan seperjuangan selama di partai. 

 *** 
Sementara itu terlihat, dengan sepeda motor bututnya Bang Jarwo berboncengan dengan Sopo sedang mengejar-ngejar Adit yang memboncengkan Dennis dengan sepeda mininya. 
Adit dengan sigap berkelak-kelok di jalan kampung untuk menghindari kejaran Bang Jarwo. 
Sementara Denis - seperti biasanya - merasa takut dan gelisah, berujar :...bagaimana ini Dit....? 
Untunglah Adit berhasil lolos dari kejaran Bang Jarwo, karena tak berapa lama sepeda motor Bang Jarwo batuk-batuk lalu mogok. 
Sehingga Bang Jarwo wajahnya terlihat sangat kesal dan marah-marah. 
Lalu seperti biasa pula, berusaha menghibur Bang Jarwo, Sopo berkata :...sabar ya, Bossss..... 

*** 
 Lho ? Apa hubungannya ? 

Memang, kedua uraian di atas sepertinya tidak ada hubungannya. 
Tapi benarkah....??? 

Memang, Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana Siregar, M.M. yang dilahirkan di Pematang Siantar, 13 September 1957 adalah seorang politisi dari Partai Demokrat, yang juga merupakan anggota komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) untuk periode tahun 2009-2014 yang terpilih dari pemilihan umum legislatif tahun 2009 dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara I. 

sutan bhatoegana

Sutan Bhatoegana juga dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Demokrat.
Politisi ini tercatat sebagai sekretaris Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) Partai Demokrat, meskipun forum ini dianggap tidak resmi oleh internal Partai Demokrat. 

Hanya saja Sutan Bhatoegana kemudian tersandung dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait dengan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) di Kementerian ESDM. 
Dan kemudian secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). 
Politisi Partai Demokrat ini menjadi tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait dengan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) di Kementerian ESDM. Sutan diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12 B Undang-Undang (UU) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto (Jo) Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Penetapan Sutan sebagai tersangka ini dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi VII DPR RI periode 2009-2014.

Sedangkan Bang Jarwo hanyalah tokoh fiktif dalam film animasi anak yang cukup populer dan digemari, Adit Sopo Jarwo
Adit Sopo Jarwo merupakan film “kartun” anak-anak yang diproduksi oleh MD Animation dan dirilis pada tanggal 27 Januari 2014. Selain ditayangkan di stasiun TV MNCTV, Film Adit Sopo Jarwo juga sempat ditayangkan di Global TV. 

Sesuai judulnya, salah satu tokoh sentral dalam film Adit Sopo Jarwo adalah Bang Jarwo. 

gambar bang jarwo

Bang Jarwo yang awalnya seorang pengangguran, kemudian menjadi pegawainya Baba Chang, digambarkan merupakan “seteru abadi” Adit, yang berperan sebagai penggerak, motivator, juga inspirator bagi para sahabatnya untuk melewati hari–hari dalam menggapai mimpi pada masa mendatang. 
Namun dalam beberapa episode digambarkan juga jika antara Bang Jarwo dan Adit juga saling bekerjasama. 

Karakter Jarwo selain terlihat sangar dan menakutkan, juga digambarkan sebagai sosok yang licik dan memiliki banyak akal bulus. Tetapi berbarengan dengan itu Bang Jarwo juga sering melakukan hal-hal yang konyol yang bisa mengundang tawa. 
Dalam setiap pembicaraan, bang Jarwo selalu menggunakan logat Jawa yang sangat “medhok”. 
Konon, Bang Jarwo ini memiliki cita-cita untuk menjadi anggota TNI. Tetapi karena hobinya bermalas-malasan, maka akhirnya cita-citanya tidak kesampaian. 

*** 
Entah sengaja atau tidak sengaja, diakui atau tidak diakui, dari tampilan fisik kedua tokoh di atas memang memiliki banyak kemiripan ( atau memang dimiripkan ).

gambar sutan bhatoegana

Sehingga meskipun tidak secara jelas tersurat, namun secara jelas tersirat bahwa karakter Bang Jarwo ( sangat patut diduga ) adalah penggambaran dari Sutan Bhatoegana. 


Sebagaimana penggambaran Dedy Mizwar dan Haji Udin, ketua RW yang selalu menjadi wasit perseteruan antara Adit dan Bang Jarwo. 
Dengan petuah bijak yang disampaikan dengan ringan dan lugas, Haji Udin selalu mampu mengembalikan suasana gaduh menjadi teduh. 
( Kalau tidak percaya, tanya saja Bang Haji....begitu selalu kata Ucup ). 
Dengan penggambaran yang seperti itu, sangat pantas jika orang menduga bahwa Bang Jarwo adalah “penggambaran lain” dari Sutan Bhatoegana. Sekurangnya terinspirasi olehnya.

*** 
Namun kini Sutan Bhatoegana telah tiada. 
Sedangkan sebaliknya, film animasi Adit Sopo Jarwo makin hari makin berjaya. 
Dengan penggambaran yang khas Indonesia dan membumi, serta penuturan-penuturan yang lugas, lugu, kadang lucu namun syarat dengan suri tauladan serta pesan moral, film animasi Adit Sopo Jarwo memang pantas untuk disukai dan menjadi populer. 

Kini pertanyaannya adalah : “Setelah Ini, Mau Kemana Lagi Bang Jarwo ?” 

Akankah Adit Sopo Jarwo akan mengikuti jejak Sutan Bhatoegana ? 
Sedangkan film animasi anak ini sudah terlanjur populer dan disukai ? 
Sedangkan lagi, untuk membuat dan memproduksi film animasi anak Indonesia yang populer dan disukai bukanlah merupakan sebuah pekerjaan mudah. 
Atau, akankah hanya Bang Jarwo saja yang akan mengikuti jejak Sutan Bhatoegana ? 
Sedangkan Bang Jarwo adalah “roh” dari film ini. 

Atau malah sebaliknya ? 
Karena “sudah terlanjur” populer dan disukai, akankah sang produser tetap lanjut memproduksi film animasi ini ? 
Sedangkan sudah terkenal dan disukai pula, jika bangsa Indonesia adalah orang-orang yang sangat bertoleransi, serta halus dalam budi pekerti ? "Tegakah" ?

Sehingga hal ini bukanlah merupakan pilihan yang mudah bagi yang memproduksi film ini. 
Sebab bagaikan makan buah Simalakama. 
Ditelan bunda mati, tidak ditelan bapak yang mati. Sedangkan jika hanya dikulum akan mengganjal dan tersedak di tenggorokan ! 
Jadi coba tanyalah pada Bang jarwo sendiri.. 

Setelah Ini, Mau Kemana Lagi Bang Jarwo .............? 

Simak juga :