-->

Mengapa Pasca Operasi Pasien Tidak Boleh Makan Atau Minum Sebelum Kentut ? Ini Sebabnya ( Tanya Jawab Masalah Kentut )


Bagi yang pernah melakukan operasi – khususnya operasi besar – pasti pernah mendapatkan sebuah “larangan” dari dokter. 
Larangannya, sebenarnya sederhana namun terkadang sangat menyiksa. 
Dokter pasti akan melarang pasiennya setelah melakukan operasi untuk tidak minum dan makan. Sebelum pasien bisa kentut. 
Pasien yang awam terkadang bertanya-tanya, apa hubungannya ? 
Toh, yang dioperasi seringkali tidak ada hubungannya sama sekali dengan bagian perut dan atau urusan perut ? Sebab lokasi dan bagian tubuh yang dioperasi sangat jauh dari perut ? 
Mengapa tidak boleh minum dan makan sebelum bisa kentut ? 
Padahal, pasca operasi biasanya pasien malah akan merasa sangat haus dan lapar. 

kentut pasca operasi

Mengapa pasien harus kentut ? 
Sebagaimana diketahui, untuk melakukan sebuah operasi besar, dokter biasanya akan melakukan pembiusan total. Tujuannya tentu saja agar pasien tidak merasakan kesakitan ketika dokter dan timnya “meng-othel-othel” bagian tubuhnya yang sedang sakit. 
Dengan adanya proses bius total ini, maka seluruh organ tubuh pasien akan “tidur” berhenti bekerja, termasuk juga seluruh “jeroan” di dalam perut. Tentu saja terkecuali jantung, yang tetap selalu berdetak. Karena itulah pasien biasanya tidak sadar diri alias dipingsankan. 

Dan ketika operasi telah selesai dan efek dari obat bius ini mulai mereda maka secara perlahan organ tubuh pasien juga mulai “bangun tidur”. 
Masalahnya adalah, ketika efek obat bius mulai mereda, proses pemulihan kinerja organ tubuh belum tentu bisa terjadi secera serentak. Bisa jadi, pasien telah sadar, namun ternyata organ tubuh lainnya masih “tidur”. Termasuk juga organ bagian dalam perut. Khususnya usus. Bisa jadi kondisi usus pasien belum pulih secara normal untuk melakukan aktivitas meski pasien telah sadar diri. 
Karena itulah usus belum siap untuk dimasuki bahan makanan atau minuman apapun. 

Jika kesadaran pasien bisa dilihat secara kasat mata, lalu bagaimana tandanya jika usus dan bagian dalam perut pasien telah normal dan siap beraktivitas seperti sedia kala ? 
Ya itu tadi, ketika pasien telah bisa kentut, artinya usus telah pulih dan normal untuk beraktivitas seperti sedia kala. 

● Bagaimana jika pasien tetap minum dan makan sebelum bisa kentut ? Apa akibatnya ? 
Akibatnya, 
Karena usus dan organ bagian dalam tubuh belum siap, dimana kondisinya masih dalam keadaan mengkerut, maka ketika dimasuki dengan minuman dan atau makanan maka tidak dapat diproses dan dicerna seperti biasanya. 
Bahan minuman dan makanan yang masuk hanya akan menumpuk di bagian pemasukan usus. Seperti membuang sampah di tempat sampah, menumpuk. Karena hanya menumpuk di bagian pemasukan usus, akibatnya yang paling ringan pasien akan merasakan kembung dan mual. 
Dan pada tahap tertentu malah akan bisa muntah. 
Itulah sebabnya dokter selalu melarang pasien pasca operasi untuk minum dan makan sebelum bisa kentut. Tujuannya untuk menjaga hal di atas terjadi. 

Lalu berapa lama pasien biasanya bisa kentut setelah melakukan operasi
Menurut catatan, dalam banyak kasus, secara normal pasien pasca operasi bisa kentut setelah 24 jam sampai 3 hari setelah melakukan operasi. 
Bagaimana jika setelah lewat 3 hari pasien pasca operasi tetap tidak bisa kentut ? 
Itu artinya ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi pasien. Dan dokter harus segera mengambil tindakan medis yang diperlukan untuk mengatasi hal ini. 
Sehingga dalam hal ini “kentut pasca operasi” dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi normal atau tidaknya kondisi pasien. 

Kentut adalah... 
Kentut sebenarnya merupakan salah satu proses normal pada metabolisme tubuh manusia, sebagaimana proses tubuh lainnya. Itulah sebabnya kentut memang harus terjadi. 
Karena kentut adalah proses untuk membuang gas yang terbentuk dalam perut – tepatnya usus manusia – dimana gas tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan dan tidak berguna bagi tubuh. 
Gas ini kemudian “didorong” oleh gerakan usus dan kemudian dilepaskan ke luar melalui lubang anus. 
Dan jadilah “dhezz...”, sebuah kentut. 

Mengapa kentut bisa terjadi ? Bagaimana mekanisme terbentuknya kentut ? 
Sebagaimana dijelaskan di atas, kentut merupakan proses pelepasan gas dari isi perut manusia. 
Lalu darimana gas yang bisa menghasilan kentut ini ? 
Secara tidak sengaja, manusia selalu “memasukkan” gas ke dalam perutnya. 
Proses pemasukan gas secara tidak sengaja ini, bisa terjadi karena cara makan yang kurang benar – yaitu ketika mengunyah - dan atau karena bahan makanan ( atau minuman ) yang dikonsumsi memang bisa memicu timbulnya gas dalam perut. Meski kelihatannya tidak seberapa, jika diakumulasi, jumlah gas yang tidak sengaja bisa masuk ke dalam usus manusia bisa mencapai 7 liter setiap harinya. 
Dan agar tidak mengganggu metabolisme tubuh, gas sebanyak ini harus dikeluarkan, dengan proses seperi di atas. 

 ● Untuk orang yang sehat, berapa kali normalnya orang kentut setiap hari ? 

penyebab kentut

Ngomong-ngomong soal kentut, ada juga nih orang yang “hobinya” suka kentut, sedikit sedikit kentut, sedikit sedikit kentut ( kentut kok sedikit ), sehingga dijuluki “si raja kentut”. 
Sebenarnya untuk orang yang normal – sehat maksudnya – berapa kali sih normalnya orang kentut setiap hari ? 
Secara medis, orang dikatakan masih normal jika jumlah kentutnya antara 10 sampai 14 kali sehari. 
Jadi, tenang-tenang saja, jika perut anda “dhazz-dhezz, atau bratt-brutt” selama jumlahnya tidak lebih dari 14 kali sehari. Baru, jika lebih dari jumlah itu, anda perlu waspada. 
Itu artinya ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi perut dan tubuh anda. 

Lalu, berapa banyak gas yang dikeluarkan setiap kali orang kentut ? 
Secara medis pula, pada orang yang sehat, ia akan mengeluarkan gas sebanyak sekitar ½ liter setiap kali kentut. Itu karena normalnya orang bisa “kemasukan” gas sebanyak 7 liter setiap harinya. 

Apakah kentut itu harus bau ? Dan mengapa kentut bau ? 
Iya sih boleh saja dhazz-dhezz, kentut berkali-kali kalau saja tidak bau, tapi biasanya kentut kan bau. 
Apakah kentut itu harus bau ? 
Apa sebenarnya kandungan dan komposisi gas dalam kentut ? 
Normalnya, jika orang sehat dan makanan yang dikonsumsinya juga sehat, gas yang dikeluarkan tubuh berupa kentut sebenarnya tidak bau ( ... hidungnya baru pilek kali ...). 
Sebab jika dianalisa, kandungan gas kentut merupakan unsur dan senyawa yang “biasa” ditemukan di alam. Normalnya gas dalam kentut mengandung Nitrogen, Oksigen, Carbon Dioksida, dan beberapa “bahan biasa” lainnya. 

Tetapi mengapa ada kentut yang sangat bau ? 
Jawabannya adalah : 
- Karena kondisi tubuh yang kurang sehat dan atau adanya penyakit tertentu dalam tubuh, yaitu penyakit “dalam”, terutama penyakit dalam yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti diare, mencret dan sebagainya. Ketika seseorang berada pada kondisi ini sangat mungkin kentut yang diledakkan akan bau 
- Karena makanan yang dikonsumsi tidak sehat dan atau bahan makanan tersebut memang dapat memicu timbulnya gas yang berbau. 
Mengkonsumsi makanan yang tidak sehat – misalnya sudah basi atau busuk – bisa menyebabkan bau pada kentut. Demikian juga, makanan yang bisa memproduksi gas senyawa Sulfat ketika berada dalam usus juga bisa menyebabkan kentut yang bau. 
- Kentut juga bisa menjadi bau ketika seseorang kentut berbarengan ketika sedang ingin buang air besar. Wajar kan...

Bagaimana caranya agar kentut tidak bau ? 
Menilik penyebab di atas, agar kentut tidak bau maka yang pertama harus dijaga kondisi kesehatan tubuh, terutama pada bagian perut dan pencernaan. 
Selain itu hindari bahan makanan yang bisa menghasilkan senyawa Sulfat dalam perut, seperti kol, brokoli, buncis, telur, beberapa jenis daging dan kacang-kacangan. 
Makanan yang mengandung serat tinggi, semacam umbi-umbian juga dapat menyebabkan kentut menjadi bau. Karena itu jika ingin kentut tidak bau, hindari makanan jenis di atas. 

Bagaimana agar tidak sering kentut sehingga dijuluki si raja kentut ? 
Tentu saja hindari penyebabnya, yaitu dengan meminimalkan gas yang masuk dan bisa terbentuk di dalam perut, caranya : 
- Jangan makan sambil berbicara. 
Makan sambil berbicara akan memperbesar peluang gas untuk bisa masuk ke dalam usus. 
- Makan dengan mulut tertutup, sehingga udara yang tidak sengaja ikut masuk perut juga menjadi lebih sedikit. 
- Hindari bahan makanan dan minuman yang bisa memicu timbulnya gas dalam perut. 
- Lakukan olah raga secara rutin dan teratur. 
Bahkan olah raga ringan semacam lari, jogging atau yoga dapat mengurangi ledakan kentut. Sebab dengan berolah raga metabolisme tubuh akan semkain baik. 
- Jaga kesehatan tubuh utamanya bagian pencernaan. 

Bolehkah menahan kentut ? 
Itu pertanyaan yang cukup susah dijawab. 
Secara etika memang tidak sopan jika “harus” kentut, terutama ketika di depan orang banyak. 
Namun dari segi medis, sebuah kentut memang harus “diledakkan”. 
Jadi jika ingin jawaban yang lebih lengkap, coba simak saja yang dibawah ini : 

You may like these posts