-->

Via Vallen, Penyanyi Dangdut Koplo Nan Cantik Dan Imut Ini Ternyata Juga Jago Karate ( Biografi Singkat Via Vallen )

Biografi Via Vallen

Jika disebut nama Maulidia Octavia mungkin orang pada bengong dan bertanda tanya, “siapa dia?”. Namun jika disebut nama Via Vallen, pastinya orang – terutama yang penggemar dangdut, dan utamanya lagi dangdut koplo – pastinya pada nyambung. Sebab nama Via Vallen memang merupakan salah satu penyanyi dangdut ( koplo ) yang tengah naik daun belakangan ini.
Padahal sebenarnya Via Vallen adalah identik dengan Maulidia Octavia.
Via Vallen terlahir dengan nama Maulidia Octavia, pada 1 Oktober 1990 di Surabaya.
Itu artinya saat ini Via Vallen telah menginjak umur 26 tahun.

Via Vallen adalah nama panggung atau nama populer dari Maulidia Octavia.

Arti nama Via Vallen

Pemilihan nama Via Vallen sebagai nama panggung kerap menjadi bahan tanda tanya bagi para penggemar pedangdut koplo dan cantik dan imut ini.

Alasan Maulidia Octavia memilih nama panggung Via Vallen, tentu ia sendiri yang lebih tahu.
Meski nama depan “Via”, sudah jelas diambil dari 3 huruf terakhir dari nama belakangnya, namun nama Vallen masih menjadi tanda tanya.
Sebab nama “Vallen” sendiri sebenarnya lebih kuat untuk nama laki-laki.
Karena merupakan bentuk singkat dari nama “Valentinus”. Yang berasal dari kata “Английски”.
Dimana akar kata “Valen” sendiri memiliki arti “kuat”.
Sedangkan jika digunakan sebagai nama perempuan, nama Valen berarti “kerajaan”.

Kata Vallen sendiri lebih merupakan variasi dari kata Valen.
Sebab kata Valen jika digunakan sebagai nama perempuan pengembangannya menjadi Velma, Valona, Vilma, Valene, Valyn, Vilayna, Vilina, Vlin.
Jadi nama panggung Via Vallen mungkin dimaksudkan Maulidia Octavia sebagai “kerajaan Via yang kuat”....( itu masih mungkin sih.... sekali lagi Maulidia Octavia sendirilah yang tahu maksud pastinya ).

Namun yang jelas pemilihan nama Via Vallen sebagai nama panggung Maulidia Octavia sepertinya memang pas. Sebab selain easy listening - enak didengar, mudah diingat, juga kesannya modern dan gaul. Gampangnya, diterima oleh pasar dan penggemarnya.
Dan dengan nama Via Vallen pula nama Maulidia Octavia akhirnya melambung di blantika musik koplo.
Para penggemar atau fans dari Via Vallen juga disebut atas nama ini.

Sebutan untuk fans Via Vallen adalah “Vianisty” yang diresmikan pada tanggal 24 September 2010 ( ...wuihhh...keren ya...)

Meski saat ini Via Vallen boleh dibilang sudah duduk manis di jajaran papan atas pedangdut koplo, namun sukses Via Vallen tidak jatuh dari langit begitu saja.
Tidak hanya bermodalkan paras yang cantik dan imut serta body yang aduhai belaka, melainkan memalui kerja keras dari tahun ke tahun.

Perjalanan Karir Via Vallen

Sebelum meraup sukses seperti sekarang ini, Via Vallen – tentu saja waktu itu namanya masih Maulidia Octavia – mengawali karir musiknya sejak usia yang masih dini, yaitu di tahun 2005 dikala usianya menginjak 15 tahun. Bahkan ada beberapa sumber yang mengatakan, mulai umur 10 tahun.
Mungkin itu dihitung ketika Via yang masih duduk di kelas 5 SD ( 10 tahun ) sudah mulai ikut manggung bersama papanya yang memang seorang musisi, meskipun sebenarnya saat itu Via masih terhitung sebagai penyanyi belajar ( sejak kecil Via memang hobi nyanyi ).
Baru ketika duduk di kelas 2 SMP ( 15 tahun ) karier profesionalnya di dunia entertaint benar-benar dimulai.

Setelah bergerilya dari panggung ke panggung, menyisir dari pesisir ke pesisir, maka saat berumur 18 tahun nama Via Vallen sudah lebih dikenal masyarakat, dan memiliki penggemar tersendiri.
Kaset-kaset CD yan menyajikan tampilan live Via Vallen sudah banyak beredar dijual dan ditonton masyarakat ( meskipun kebanyakan CD bajakan ).
Para penggemar musik dangdut tanah air – utamanya dangdut Koplo – langsung jatuh hati pada gadis muda nan cantik ini.
Sebab selain wajahnya yang memang cantik dan imut, tampilan Via Vallen memang agak berbeda dengan para penyanyi dangdut koplo pada umumnya.

Tentang dangdut Koplo

Sebutan “Dangdut Koplo” juga bisa dibilang unik.

Sebelumnya, dangdut sering dianggap sebagai musik untuk konsumsi kelas bawah.
Dan sudah menjadi rahasia umum, ketika digelar panggung pertunjukan musik dangdut, seringnya terjadi keributan, perkelahian atau tawuran.
Istilah yang umum berlaku pada para penonton musik dangdut adalah “senggol gelut”.
Maksudnya, saat para penonton bersenggolan saat menonton pertunjukan dangdut – dimana para penonton dangdut rata-rata disertai dengan berjoget – itu artinya mengejak berkelahi.
Sebab selain menonton disertai dengan berjoget, para penonton dangdut, lazimnya dibarengi pula dengan “minum” ( minuman keras ), bahkan kerapkali hingga “teler” ( mabuk ).
Karena itulah pertunjungan panggung masik dangdut seringkali ujungnya berbuntut keributan dan perkelahian.

Kemudian istilah “koplo” juga menggambarkan kondisi atau keadaan mabuk atau setengah tak sadarkan diri dari para penontonnya.
Koplo mengacu kepada – ingat – pil Koplo, yang memang bisa membuat orang tidak hanya teler, tapi juga “fly”.
Koplo sendiri bisa berarti seperti orang bengong, bloon, tidak bisa bereaksi secara normal karena setengah tak sadarkan diri. Bisanya hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Sehingga dangdut koplo mestinya berirama “lunak” atau mendayu karena digunakan untuk berjoget oleh para penonton yang kondisinya “seperti itu”.
Singkatnya, musik dangdut koplo harusnya sesuai dengan penonton yang sedang koplo.

Tetapi uniknya, irama dangdut koplo justru sebaliknya.
Irama musik dangdut koplo rata-rata malah rancak dan “keras”.
Timpalan dan gebukan kendangnya justru terdengar sangat bertenaga, mendesak secara eksotis serta memaksa secara magis agar penontonnya ( juga penyaninya ) bergoyang, dan terus bergoyang.
Bahkan ketika membawakan lagu dangdut yang “slow”, tipukan-tipukan kendangnya tetap sama saja mendesak secara eksotis dan memaksa secara magis untuk bergoyang. Meski tidak sebertenaga ketika membawakan logu yang “ngerock”.

Konon dangdut koplo ini ditemukan dengan memadukan berbagai macam unsur musik dangdut dengan berbagai macam musik daerah, termasuk musik “jathilan”.

Keunikan dan keistimewaan Via Vallen, pedangdut koplo nan cantik dan imut ini.

Membludaknya penggemar Via Vallen juga tak lepas dari tampilan unik dari gadis ini.
Berbeda dengan tampilan para penyanyi dangdut pesisiran waktu itu, yang rata-rata memang boleh dibilang cukup norak, agak kampungan, bahkan tak sedikit yang mengumbar dan memancing hasrat mesum, Via Vallen justru tampil bak penyanyi pop. Sebab basic dari Via Vallen saat kecil sebenarnya adalah Pop.

Via Vallen ini sepertinya merujuk ( atau malah penggemar ) artis-artis Korea alias K-Pop, yang memang dikenal trendy dan modis, layaknya Ayu Ting-Ting.
Terlihat dari dandanan Via Vallen saat tampil yang kebanyakan mirip dengan para artis K-Pop ketimbang penyanyi dangdut umumnya.
Karena hal ini pulalah Via Vallen dipersamakan dengan Ayu Ting-Ting.
Selain wajahnya yang ( dibilang ) mirip, juga gaya berdandannya juga serupa.


Dengan tampilan yang cantik, berkulit putih, mulus, kalem, tidak neko-neko, natural, ramah dan tidak sombong, maka dengan mudah Via Vallen dapat meraup ribuan penggemar dari seluruh penjuru tanah air.

Dan yang paling penting bagi beberapa orang yang sebelumnya tidak bisa menerima dangdut koplo adalah, goyangan dari Via Vallen tidaklah se”maut” dan se”ngeri” dibandingkan dengan “goyangan” kebanyakan penyanyi dangdut koplo pesisiran yang memang menjadikan dangdut koplo sulit diterima dan tidak dianjurkan ditonton bagi yang dibawah umur.
Padahal ingat, kalau tidak goyang tidak dangdut namanya.

Menurut catatan penggemar Via Vallen bahkan bisa sama membludaknya seperti penggemar Iwan Fals atau Slank !
Bahkan setiap Via Vallen tampil, selalu saja ada fans yang mengibarkan bendera yang bertuliskan namanya.

Saking tenarnya nama Via Vallen di kalangan pecinta musik dangdut koplo, gadis cantik ini bahkan dijuluki sebagai Ratu Pop Koplo di daerah Jawa Timur.

Via Vallen sendiri mengaku tidak menyangka bisa memillki fans militan yang tersebar di beberapa kota. Sebagaimana dikutip dari Liputan6, Via Vallen mengatakan saat di kawasan Senayan, Jakarta :
“Aku sama sekali nggak nyangka bisa diterima masyarakat, bahkan sebelum aku gabung label besar yang skalanya nasional. Vianisti sudah ada beberapa tahun terakhir, paling banyak itu di daerah Jawa Timur. Alhamdulillah banyak yang suka ternyata”.
“Padahal aku nggak ada goyangan, pakaian juga katanya kayak mau ke mall, tetapi Alhamdulillah bisa diterima. Aku nyanyi lagu-lagu pop yang lagi hits atau disukai anak muda, aku bawain secara koplo jadi biar mereka saja yang goyang, aku hanya sedikit saja,” lanjut Via.

Via Vallen ternyata juga jago karate

Namun meski terlihat sebagai gadis yang cantik, imut dan “halus”, jangan macam-macam dengannya.

Sebab meski terlihat “patut dilindungi” seperti itu, Via Vallen ternyata juga jago karate.



Pedangdut koplo nan cantik ini mengaku tidak segan-segan meng-karate jika ada fans laki-laki yang kurang ajar atau mencoba menyentuh tubuhnya.
Sebagaimana kata Via Vallen :
"Pernah ada yang bilang rela ditonjok yang penting sudah berhasil cium aku. Itu namanya gila banget. Padahal dia sudah tahu resikonya bakal kena pukul sama aku,".
Lanjut Via kemudian :
“Jadi pas turun panggung, ada cowok mulai megang pinggang aku, terus aku reflek, aku tarik tangannya terus aku tonjokin. Untungnya dia nggak sempat macam-macam. Kebetulan aku pas sekolah pernah ikut karate."

Kepopuleran Via Vallen makin bertambah-tambah setelah pada awal tahun 2015 merilis sebuah Single yang diberi title “Selingkuh” dengan label ASCADA Musik Indonesia.
Saat ini Via Vallen menjadi salah satu vokalis ( andalan ) grup OM. SERA.
( Nama “SERA” sendiri terkesan keren dan enak didengar. Tetapi tahukah kamu, jika nama SERA sebenarnya merupakan kependekan dari “Selera Rakyat “ ?).

Oke Via, teruslah melaju dengan dangdut koplonya.
Terus besarkan Vallen ( kerajaaannya ) hingga benar-benar Vallen ( kuat ).
Tapi ingat ya, jangan macem-macem dengan “goyangannya” !
Selamat berkarya.
Dan simak juga :