-->

Memprihatinkan, Penderita HIV/AIDS Pada Ibu dan Anak Meningkat, Di Kudus Sampai 100 Persen

Akhir-akhir ini jumlah penderita penyakit H1V/A1DS di Indonesia mengalami peningkatan yang significan dan sangat memprihatinkan. 
Sebagai contoh, kasus penderita H1V/A1DS di kota Kudus untuk tahun ini tercatat mengalami peningkatan sampai sebesar 100 %. 
Sebuah angka yang sangat fantastis untuk kota “sekecil” Kudus yang bahkan selama ini dikenal sebagai basis “kota santri”. 
Dan ironisnya, jumlah penderita yang terbanyak justru dialami oleh para ibu rumah tangga dan anak-anak. 

Selama ini umumnya dianggap bahwa terjadinya kasus H1V/A1ds lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki perilaku s3ksual yang berisiko. Seperti para pengguna n4rk0ba suntik dan atau orang yang melakukan hubungan s3ks tidak aman. 

Namun anggapan tersebut ternyata malah tidak tepat. 
Sebab ada kecenderungan terjadinya peningkatan penderita H1V/A1DS justru di kalangan para ibu rumah tangga. Bahkan menurut catatan, dalam kurun waktu terakhir ini, penularan H1V/A1ds di kalangan ibu rumah tangga di Indonesia cenderung meningkat, lebih tinggi dari pada pekerja s3ks komersial. 

Menurut para pakar Kesehatan, terjadinya peningkatan kasus pada kelompok yang sebenarnya berperilaku tidak berisiko ini akibat dampak dari perilaku ( s3ksual ) yang tidak aman oleh laki-laki. 
Para ibu rumah tangga dan anak-anak justru menjadi “Korban ", tertular karena perilaku dari suami dan ayahnya. 
Yang lebih memprihatinkan, data jumlah pengidap H1V/A1DS yang sebenarnya diperkirakan lebih tinggi dari pada data yang dimiliki oleh Kementerian kesehatan. 
Dan ketika seorang ibu positif mengidap H1V/A1ds maka kemungkinan akan menularkan ke bayinya juga akan meningkat. 

Menurut para pakar kesehatan ( terutama dari barat ), salah satu cara yang paling sederhana untuk melindungi terhadap penularan H1V/A1DS adalah dengan menggunakan pengaman. 
Namun cara yang diajurkan ini sebenarnya sangat tidak “pas”. 
Cara yang paling aman agar terhindar dari penularan H1V/A1DS adalah dengan melakukan hubungan yang aman, tidak jajan sembarangan. 

Sedangkan upaya -upaya pencegahan yang dapat dilakukan terhadap ibu hamil yang positif menderita H1V/A1DS adalah dengan pemberian ARV, dan melakukan persalinan yang aman dengan operasi pembedahan ( Operasi Caesar ) dan tidak menyusui bayi. 
Itupun, masih ada kemungkinan terjadinya penularan virus HIV/AIDS dari ibu ke bayi dengan tingkat 5% walau risiko penularan jauh lebih besar jika tidak diikuti dengan upaya pencegahan. 

Karena itu, satu-satunya cara yang paling aman agar tidak terkena penularan virus H1V/A1DS adalah tetap melakukan hubungan yang aman, dan jangan jajan sembarangan. 
Lihat juga :