-->

Hati-Hati ! Sabun Anti Bakteri Ternyata Bisa Picu Resistensi Antibiotik

Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, utamanya ketika makan merupakan sebuah tindakan yang sangat dianjurkan. Sebab dengan mencuci tangan pada setiap kegiatan, maka akan lebih terhindar dari resiko terjangkitnya suatu penyakit.

Itulah sebabnya kegiatan mencuci tangan dianjurkan agar bisa ditanamkan dan diajarkan pada anak sejak usia dini.
Begitu pentingnya manfaat dari mencuci tangan, Badan Kesehatan Dunia, WHO bahkan telah menetapkan adanya suatu “ Hari Cuci Tangan Dunia”.
WHO juga secara jelas telah mendiskripsikan tentang tata cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Dimana sesuai anjuran WHO, cara mencuci tangan yang baik dan benar dapat dilakukan melalui 2 cara :

1. Cuci tangan basah, yaitu suatu metode mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, sebagaimana yang telah kita lakukan sehari-hari.
2. Cuci tangan kering, yaitu metode cuci tangan lainnya dengan menggunakan bahan kimia pembersih tertentu.

Berkaitan dengan kedua metode cuci tangan tersebut, produsen produk pembersih juga sangat jeli melihat peluang ini. Maka kini akan begitu mudah ditemui berbagai macam produk sabun cuci tangan. Baik yang berupa sabun cuci tangan berbentuk padat, pasta ataupun cair.
Termasuk sabun cuci tangan yang – katanya – anti bakteri.
Yaitu sebuah produk sabun cuci, dengan adanya kandungan bahan kimia tertentu di dalam formulasinya, mempunyai kemampuan untuk membunuh dan menghilangkan lebih banyak bakteri dibandingkan dengan sabun cuci biasa.

Dan karena kemampuannya yang lebih ini, sabun cuci tangan anti bakteri makin hari makin digemari. Terutama sekali digunakan pada berbagai tempat fasilitas layanan kesehatan.
Misal, rumah sakit, puskesmas, laboratotium medis, dan juga pada rumah tangga.

Namun kabar dari hasil penelitian terbaru ini, bisa jadi akan mengejutan anda.
Kabar rilisan terbaru mengatakan, jika Badan kesehatan Amerika telah memberikan peringatkan agar para konsumen pengguna produk sabun cuci tangan supaya lebih berhati-hati.
Administrasi Makanan dan Obat Amerika (FDA) bahkan telah meminta agar produk-produk tersebut ditinjau ulang tingkat keamanannya.
FDA juga telah mengajukan sebuah peraturan yang mewajibkan produsen ( sabun cuci ) untuk membuktikan sabun seperti itu aman dan lebih efektif melawan infeksi dibandingkan sabun biasa dan air.

Peraturan ini nantinya tidak hanya berlaku pada produk sabun sanitasi tangan berbasis alkohol, tetapi juga pada produk lainnya.
FDA memberikan batas waktu kepada produsen untuk mengumpulkan hasil uji coba klinis terhadap produk mereka sampai akhir tahun 2014.
Dan aturan baru tersebut akan diresmikan penerapannya pada tahun 2016.
"Data terbaru mengindikasikan adanya risiko jika sabun anti bakteri dipakai setiap hari dalam jangka waktu lama," kata Collen Rogers, ahli mikrobiologi FDA, dalam pernyataan tertulis.

Apa pasal ?

Sebab menurut mereka, bahwa bahan kimia anti bakteri yang terkandung dalam kebanyakan produk sabun cuci tangan ( dan juga sabun mandi ) ternyata mempunyai risiko terhadap kesehatan.

Pada studi sebelumnya terdapat indikasi bahwa produk-produk seperti itu dapat mengacaukan tingkat hormon dan justru membuat bakteri menjadi kebal.
Beberapa zat atau bahan kimia seperti Triclosan yang terkandung dalam sabun cair dan juga Triclocarban yang terdapat dalam sabun batang dapat membuat bakteri kebal terhadap antibiotik.
Bahan kimia tertentu yang terkandung dalam sabun anti bakteri dapat membuat bakteri kebal antibiotik, kata FDA.

Lihat juga :