-->

Jika Harus Hutang, Perhatikan Cara Berhutang Yang Benar

Semua orang – kalau bisa – pasti tidak mau berhutang.
Hanya saja masalahnya, meski kecil, sebagian besar orang pasti pernah terlibat dengan masalah hutang piutang. Sehingga konon kata orang, kalau belum pernah hutang berarti belum tahu bagaimana romantika hidup.

Masalahnya lagi adalah, ketika seseorang sudah sangat terdesak untuk hutang sering kali mengabaikan hal-hal yang pokok dan penting tentang kaidah dan cara yang benar dalam berhutang.

Yang terpkir pertama adalah, yang penting masalah ( uang ) terselesaikan dulu, masalah membayar dan atau yang akan mengikutinya pikir belakangan.
Padahal sudah banyak kasus, seseorang bisa “ambruk” bisnis dan atau keluarganya gara-gara melakukan cara hutang yang tidak sehat.

Jadi agar bisa “menyelesaikan masalah tanpa masalah” sebaiknya tahu cara berhutang yang benar.

Setidaknya ada 3 ( tiga ) kaidah berhutang yang harus benar-benar dipegang, yaitu :

1● Jangan berhutang untuk tujuan konsumtif

Banyak wanita demi hasrat gila belanjanya, rela untuk berhutang demi memuaskan rasa konsumtifnya.
Dan yang lebih parah, memuaskan rasa gengsinya.
Ini jelas-jelas sangat bahaya.
Anda baru boleh berutang untuk tujuan konsumtif apabila sumber dana memang benar-benar tidak mencukupi. Itupun harus tetap memperhitungkan skala prioritas.
Apa saja yang bisa termasuk dalam kategori skala priritas ?
Sebagai contoh mudah, salah satu keluarga anda masuk rumah sakit, sedangkan persediaan dana memang tidak mencukupi.
Pada kondisi ini, sah-sah saja jika harus berhutang.
Nb :
Untuk menghindari dan menjaga agar jangan sampai kecanduan belanja, sebaiknya dilihat pula yang ini :

2● Boleh berhutang untuk tujuan produktif

Semisal, anda kebetulan mempunyai usaha salon dan rias pengantin. Untuk menunjang kelancaran usaha rias pengantin, anda butuh model pakaian pengantin terbaru yang sedang trend, sedang saat itu anda tidak ada dana.
Pada kondisi ini anda juga boleh berhutang.

3● Berhutang untuk investasi dengan pertimbangan factor resiko yang matang

Misalnya, anda melihat sebuah peluang usaha yang sangat bagus dan belum banyak orang yang menggelutinya. Tapi anda tidak punya uang. Anda bisa berhutang.
Namun tetap dengan catatan bahwa bahwa investasi yang akan dilakukan memang bisa mendatangkan keuntungan yang layak. Dengan resiko yang telah dengan matang diperhitungkan.

Itulah setidaknya 3 kaidah berhutang yang wajib dipenuhi.
Yang jika ketiga kaidah tersebut harus disingkat dalam satu kalimat, kalimatnya adalah : harus punya alasan yang benar-benar tepat untuk berhutang.

Dan ketika anda memang sudah mempunyai alasan yang kuat, selanjutnya yang perlu pikirkan dan putuskan adalah : “kemana harus berhutang ?”

Jika kondisi memaksa anda harus berhutang, ada beberapa sumber pendanaan yang bisa dijadikan sumber berhutang, urut sesuai prioritasnya :

● Kepada kerabat dekat atau sanak saudara
Selama memungkinkan, iIni merupakan sumber pendanaan anda yang paling aman dari resiko dan fleksibel.

● Pegadaian
Pegadaian menggunakan system berhutang yang termasuk “ringan”. Itulah sebabnya ada pada prioritas kedua.

● Lembaga keuangan atau bank
Ini adalah alternatif dan prioritas terakhir yang boleh anda pilih.

Dan satu hal yang sangat penting : jauhi lintah darat atau rentenir. Apapun kondisinya.

Mungkin pada akhirnya anda tetap bisa melunasinya. Tapi harap diingat, anda juga akan ikut berdosa.

Kapan pola berhutang anda dikatakan sudah tidak sehat ?

Pola berhutang anda dikatakan sudah tidak sehat apabila :
- Anda sering merasa gemetar saat membuka amplop tagihan dari bank
- Memasuki masa jatuh tempu hutang atau kartu kredit perut anda sering merasa sakit dan jantung berdegup kencang
- Setiap ada telepon berdering dari bank, anda menyuruh mengatakan “ orangnya tidak ada di tempat “.
- Pembayaran tagihan utang anda sering meleset dari jadwal alias macet.
- Anda sudah tidak bisa lagi menabung, karena semua pemasukan sudah tersedot untuk membayar cicilan hutang.