-->

Qandeel Baloch, Sebuah Pelajaran Berharga Bagi Kaum Wanita


Belakangan ini nama Qandeel Baloch menjadi viral yang paling hangat di dunia maya. Selain Pokemon Go, Qandeel Baloch merupakan kata kunci yang paling dicari di mesin pencari Google. 

● Apa dan siapa Qandeel Baloch itu ? 

Sebelum tahun 2013, Qandeel Baloch boleh dibilang bukan siapa-siapa. Qandeel Baloch yang merupakan nama lain dari Fouzia Azeem (bahasa Urdu: فوزیہ عظیم ) ini mulai dikenal dan mulai mendapat pengakuan public pada tahun 2013 setelah mengikuti audisi Pakistan Idol. 
 Qandeel Baloch yang lahir pada 1 Maret 1990 di Shah Sadar Din, Punjab, Pakistan merupakan seorang peragawati, aktivis, aktivis feminis dan selebriti media sosial. 
Namun bukan dari jalur tersebut gadis ini melambung namanya. 

Awal karir Qandeel Baloch sebagai selebritis internet sebenarnya dimulai ketika pada tahun 2014 ia mengunggah sebuah video dengan muka cemberut di depan kamera disertai kalimat "Bagaimana penampilanku?" 
Video Baloch ini kemudian menjadi viral. 
Dan setelahnya, Qandeel Baloch yang sebenarnya telah memiliki 1 orang anak ini melejit dan menjadi sangat popular berkat video-videonya yang memperbincangkan aktivitas kesehariannya dan berbagai masalah kontroversial. 

gambar foto qandeel baloch

Unggahan foto, video, posting atau komentarnya kebanyakan (dianggap) terlalu berani, provokatif dan bahkan terkadang vulgar.( untuk ukuran Negara Pakistan ). 
Ini bisa langsung terlihat bila berkunjung ke situsnya www.qandeelbaloch.in. 
Hal ini bisa dilihat juga pada akun facebook maupun akun twitter Qandeel Baloch . 

Sebagai seorang wanita telah bersuami ( suaminya Baloch bernama Aashiq Hussain ) di negara yang dikenal tradisional dan konservatif, Qandeel Baloch justru mengunggah kepandaian dan keberaniannya dalam mengeksploitasi dan memamerkan keindahan tubuhnya dengan pakaian yang sangat permisive, terbuka, menonjol, menggoda dan “menantang”. 
Suatu hal yang tabu dan menghebohkan Pakistan. 
Dengan “keberaniannya” tersebut Qandeel Baloch bahkan dijuluki sebagai Kim Kardhasian Pakistan ( Sudah tahu kan siapa itu Kim Kardhasian ? ). 
Qandeel Baloch sendiri menyebut dirinya sebagai feminis modern. 

● Pembunuhan Qandeel Baloch 

Sebagai seorang selebritis internet berkat foto, video dan komentarnya yang berani dan kontroversial, Qandeel Baloch menjadi sosok dipuji sekaligus dibenci. Qandeel Baloch menjadi pro dan kontra. 
Para kaum muda yang gandrung dengan liberalisme memujanya. Kaum muda liberal menganggap Qandeel Baloch sebagai pejuang hak perempuan di Pakistan, karena “ berani melanggar norma-norma konservatif yang berlaku disana”. 

gambar syuur qandeel baloch

Namun lebih banyak orang yang tidak menyukai, mengkritik keras dan marah atas aksi-aksi vulgar dan tidak senonohnya di dunia maya. 

Hingga kemudian pada tanggal 15 Juli 2016 (itu artinya ia “baru” berumur umur 26) Qandeel Baloch dibunuh dengan cara dicekik hingga tewas di rumah orang tuanya yang berada di Multan, Propinsi Punjab. 
Kontan, kasus pembunuhan Qandeel Baloch ini membuat heboh ( dunia maya khususnya ). 
Banyak dugaan dan asumsi yang berseliweran tentang apa dan siapa di balik pembunuhan Qandeel Baloch. Meski pada akhirnya terungkap bahwa pembunuh dari Qandeel Baloch ternyata tidak lain adalah saudara kandungnya sendiri yang bernama Waseem Baloch. 
Wassem Baloch sendiri berhasil ditangkap di wilayah Dera Ghazi Khan di Pakistan Tengah pada hari Sabtu 16/07/2016 malam. 

● Mengapa Qandeel Baloch sampai dibunuh oleh saudara kandungnya sendiri ? 

Orang jawa bilang “ngunduh wohing pakarti”. 
Bahasa kerennya : “siapa menabur angin akan menuai badai”. 
Hal seperti itulah yang bisa jadi menimpa Qandeel Baloch. 
Sebab setelah ditelusuri dan di dalami oleh pihak berwajib, Waseem Baloch sampai tega membunuh Qandeel Baloch yang notabene adalah saudara kandungnya sendiri motifnya adalah karena demi dan atas nama menjaga kehormatan keluarga. 
Waseeem Baloch mengatakan bahwa ia ( Qandeel ) "mengirimkan keburukan" bagi "kehormatan keluarga". Kakak Qandeel ini juga mengatakan bahwa tindakan yang dilakukannya adalah untuk menyelamatkan kehormatan keluarga, "Uang penting, tapi kehormatan keluarga lebih penting," kata Waseeem seperti dilansir dari laman Telegraph. 

waseem baloch, pembunuh qandeel baloch

Waseem juga mengatakan bahwa ia membunuh adiknya karena keberaniannya di media sosial selama ini, termasuk serangkaian postingan foto dan videonya dengan ulama Muslim terkemuka, Abdul Qavi. 
Dimana pada salah satu videonya menunjukkan Qandeel Baloch duduk di pangkuan ulama tersebut.
Jadi ibaratnya Qandeel Baloch ini adalah “anak nakal” yang membuat malu dan aib bagi keluarga besar Baloch. Sebelum pembunuhan terjadi, Qandeel Baloch juga diketahui telah memposting sebuah video dan berbicara tentang mencoba untuk mengubah "mindset khas ortodoks" orang di Pakistan. 

● Pelajaran berharga dari kasus pembunuhan Qandeel Baloch bagi kaum wanita. 

Konon di Pakistan memang kerap terjadi kasus pembunuhan seperti yang menimpa Qandeel baloch, meski penyebab dan pemicunya berbeda. Dikabarkan ada ratusan wanita di Pakistan yang menjadi korban pembunuhan setiap tahun karena alasan 'demi kehormatan'. 
Namun dari kasus Qandeel Baloch semestinya bisa dipetik sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kaum wanita. 
Internet memang sedemikian dahsyat. Mampu merubah yang pada awalnya seorang bukan apa-apa menjadi seorang yang ternama, dalam sekejap. From Zero to Hero. 
Dan ketika popularitas menjadi sedemikin penting bagi beberapa orang, mereka kemudian bahkan mengabaikan kepatutan, norma-norma sosial dan norma agama yang berlaku, dengan tampil mengekploitasi diri, berani, seksi, menantang dan vulgar. Mentang-mentang memiliki tubuh bahenol dan seksi kemudian tampil sangat berani. Mentang-mentang mempunyai suara yang lantang, lalu "berteriak-teriak" menyakitkan hati.
Namun ketika kemudian “kendil-nya ngguling”, mati berkalang tanah, apakah enaknya sebuah kepopuleran ? Meskipun sampai seantero dunia ? 
Terlebih lagi wanita Indonesia adalah “wanita timur”, yang sudah sejak lama dikenal dengan kelemah lembutan, kesopanan dan kesantunannya.
Lihat juga : 

You may like these posts