-->

Apa Bahaya Membeli Kopi Atau Minuman Panas Di Restoran Cepat Saji ? Simak Penjelasannya


Beberapa tahun terakhir, berkembang trend minum kopi, terutama di kalangan anak muda dan para eksekutif. 

Untuk melepas kepenatan sehabis kerja, atau hanya sekedar kongkow bersama teman-teman, mereka kumpul-kumpul untuk ngopi. Bukannya di warung-warung atau kedai kopi tradisional – gengsi dong – tetapi di gerai atau restoran cepat saji. 
Dengan berkumpul bersama sambil ngopi, selain rasa penat hilang digantikan oleh rasa fresh, dengan ngopi – konon – bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan segar. 

Tidak ada yang salah dengan kebiasaan ini. 

Namun tahukah anda, ternyata ada bahaya tersembunyi ketika anda ngopi di gerai atau restoran cepat saji seperti ini ? 

Apa bahayanya ngopi di tempat-tempat bergengsi seperti ini ? 

Sebelumnya sudah banyak beredar - dan pastinya anda telah mengetahuinya - jika beberapa merk minuman bersoda, sejenis C0la, ternyata menggunakan banyak gula dalam proses pembuatannya. 
Menurut informasi yang sudah luas beredar, untuk membuat sekaleng minuman bersoda / c0la, digunakan gula hingga 9 sendok teh gula per kalengnya ! 
Tahu sendiri kan, apa akibat pada tubuh seseorang jika mengkonsumsi gula secara berlebihan. 

Nah ternyata, cara yang tidak sehat ini juga digunakan pada pembuatan – hampir sepertiga merek minuman hangat kelas atas yang ada. 
Bahkan, informasi yang beredar, jumlahnya bisa lebih banyak bila dibandingkan pada pembuatan C0la. Informasi tersebut setidaknya seperti yang disampaikan oleh sebuah kelompok kampanye yang bernama 'Action on Sugar'. 

Dan saat merilis informasi, mereka tidak sembarangan dan asal-asalan. 
Sebab kelompok ini telah melakukan analisis terhadap sebanyak 131 produk minuman panas, termasuk kopi, mocha, latte, minuman buah panas, cokelat panas, dan minuman lainnya, yang tersedia di gerai dan restoran cepat saji terkenal, di Inggris. 
Apa yang mereka dapat ? 

Hasilnya, sebagaimana yang dikatakan oleh juru bicara kelompok ini, disebutkan bahwa ada hingga 98 persen minuman yang telah mereka diuji masuk dalam kategori “label nilai nutrisi merah”, disebabkan kandungan gulanya yang sangat tinggi. 

Sebagaimana dilansir dari laman Independent., rofesor Graham MacGregor, yang berkedudukan sebagai Ketua Action on Sugar, mengatakan, 
“Hasil temuan tersebut merupakan contoh lain dari skandal penambahan kadar gula ke makanan dan minuman [selain pada Coca Cola]. Tak heran kita [orang Inggris] memiliki tingkat tertinggi dalam obesitas di Eropa,". 

Dari hasil pengujian yang dilakukan hasil paling buruk yang didapatkan untuk minuman jenis ini adalah Venti grape with chai, Orange, and Cinnamon hot mulled fruit yang biasa dijual di gerai St*rbucks. 
Karena mengandung total 25 sendok teh gula per porsinya. 
Yang terburuk selanjutnya adalah minuman Massimo eat-in chai latte dari Costa yang mengandung 20 sendok teh gula. 
Kemudian minuman Venti white chocolate mocha with whipped cream yang mengandung 18 sendok teh gula. 
Sedangkan pada minuman Mocha yang biasa ada di KaeFCe dan cokelat panasnya St*rbucks sama-sama mengandung 15 sendok teh gula per porsinya. 

Perusahaan St*rbucks memang mengakui hal ini, dan melalui seorang juru bicaranya di Inggris mengatakan bahwa perusahaannya telah berkomitmen di awal tahun ini untuk mengurangi kadar gula dalam minumannya sebesar 25 persen pada akhir 2020 mendatang. 
“Perusahaan telah mengambil langkah-langkah yang signifikan untuk mengurangi kadar gula kami," ucap Kerry Parkin, humas C0sta. 
Dia menambahkan "April ini, kami akan menetapkan pengurangan kadar garam dan gula untuk tahun 2020." Selain itu, nantinya juga akan menambah variasi minuman yang lebih ringan [kadar gulanya] dan akan menampilkan seluruh informasi gizinya di gerai serta situs online-nya. 
Dan tidak hanya St*rbucks, perusahaan lain seperti C0sta pun juga akan mengambil tindakan yang serupa. 

Seorang peneliti dari Action on Sugar, Kawther Hashem mengomentari tentang hal ini, dengan menyatakan bahwa kedai kopi atau kedai minuman lainnya seharusnya secepat mungkin mengurangi kadar gula dalam minuman-minuman panasnya. 
"Minuman ini harus diminum sesekali saja, jangan dijadikan konsumsi harian. Karena minuman itu mengandung gula dan kalori dalam jumlah yang luar biasa,” ungkap Kawther 

Kelompok tersebut memang tidak menyebutkan telah melakukan pengujian di Indonesia. 
Namun anda pasti tahu bahwa perusahaan makanan / minuman waralaba tersebut telah menyebar kemana-mana, termasuk Indonesia. 
Dan yang namanya waralaba, maka semua bahan, resep dan komposisinya akan sama di seluruh cabangnya di seluruh dunia. 

Jadi jika anda mempunyai kebiasaan untuk membeli dan ngopi atau minum minuman panas di Restoran Cepat Saji, pikir sekali lagi. 

Lihat juga : 

You may like these posts