-->

4 Cara Berpakaian Yang Patut Dihindari

Dalam budaya Jawa, dikenal peribahasa “ Ajineng Saliro Jalaran Soko Busono”.
Yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kira-kira :
“Kesan dan atau penghargaan kepada seseorang dapat juga dikarenakan ( dengan melihat ) caranya berbusana”.

Singkatnya, busana yang anda kenakan dapat menunjukkan siapa sesungguhnya diri anda.

Sebab cara seseorang berbusana memang bisa mencerminkan pribadi seseorang.

Hal ini bukan berarti untuk dapat “dihargai” harus mengenakan busana yang mahal-mahal dan mewah.
Dengan busana yang sederhana-pun jika dikenakan secara tepat bisa membuat tampilan seseorang menarik atau anggun atau berwibawa ( untuk pria ).

Sebab sudah banyak contoh, meski seseorang mengenakan busana yang mahal dan mewah, namun karena pribadinya memang amburadul, cara berbusana dan cara mengenakannya juga mencerminkan kepribadiannya, tidak sedap dipandang mata, tidak karuan.

Masalahnya adalah, karena menyangkut pribadi seseorang, berbusana dan atau cara mengenakan busana, meski kelihatannya sangat sederhana, nyatanya merupakan sebuah hal yang gampang-gampang susah. Seseorang yang memang mempunyai kepribadian “charming” meski tanpa diajari atau diberikan kursus-pun cara berbusanananya juga terlihat “chick”, sangat menawan. Dan sebaliknya.

Repotnya, beberapa keluaran mode busana terkadang juga kurang mendukung dalam berbusana yang baik. Meski menyangkut masalah pribadi dan selalu dipengaruhi oleh perkembangan mode, tetap ada panduan umum dalam berbusana. Mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari.

Dari sekian banyak panduan, jika boleh diringkas dalam uraian yang cukup singkat, ada 4 cara berpakaian yang patut dihindari, antara lain :

1. Terlalu Memaksakan diri dalam berbusana

Berbusana yang baik juga selalu memperhatikan masalah keserasian, keseimbangan dan kenyamanan. Mengikuti trend dan mode boleh-boleh saja.
Namun yang perlu diingat adalah, tidak semua mode ( terbaru ) cocok untuk diaplikasikan. Selayaknya selalu digunakan patokan yang sederhana.
Apapun itu, jika dipaksakan, selalu kurang baik hasilnya. Beberapa orang bahkan bisa menciptakan trend, justru berkat penyesuaian yang dilakukan pada diri dan pribadinya.

2. Mengenakan busana lusuh, kusut dan kotor

Ini merupakan kesalahan “kecil” namun sering dilakukan. Apapun dan berapapun mahalnya harga sebuah busana, jika dikenakan dalam kondisi yang lusuh, kusut atau kotor tidak akan pernah berhasil memberikan kesan yang positif. Meski busana yang dikenakan harganya murah dan sederhana, namun jika bersih dan rapi, orang pasti akan merasa suka pada pandangan pertama.

3. Berbusana, namun terlihat pakaian dalamnya

Fenomena ini makin hari, makin banyak terlihat. Entah karena korban mode atau saat ini gadis-gadis makin “berani” dalam berbusana.
Namun jika keluar rumah, anda pasti dapat dengan mudha melihatnya. CD yang pamer akibat celana yang kependekan ( model celana di bawah pinggang ) atau bra yang balapan dengan T-shirtnya. “Terlihat” disini tidak hanya yang bisa dipandang mata, tapi juga termasuk di baliknya.
Misal, karena mengenakan pakaian yang super ketat, maka nampak jelas garis-garis “ukiran” di dalamnya atau visible panty line (VPL). Ketika memakai busana seperti ini, anda tidak akan pernah tampak seksi, tetapi “selebor” namanya.

4. Tidak peduli dengan keseimbangan dan padu padan busana

Memang benar dalam dunia mode pakaian dikenal adanya gaya busana tabrak selera atau gaya boho ( hobo ).
Lihat juga :

Namun harap dibedakan, meski kelihatannya tabrak sana-tabrak sini, seolah tidak memperhatikan dengan norma berpakaian, pada dasarnya gaya busana boho juga memperhatikan masalah padu padan dan keseimbangan.
Sebab gaya boho intinya juga merupakan sebagai sebuah seni, sehingga sangat peduli dengan adanya keindahan. Tentu sangat bisa dibedakan, misal, dengan seseorang yang mengenakan celana legging super ketat warna merah, dipadukan dengan kemeja batik ketat , warna hijau pula. Pasti bukan gaya boho namanya, tapi mungkin orang-orang mengiranya sebagai OGB – orang gila baru. Lucu, konyol dan wagu.

Lihat juga : >

You may like these posts