-->

Apakah Mitos-Mitos Seputar Masalah Kehamilan Itu Memang Benar ?

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia – khususnya di daerah-daerah pedesaan – sangat akrab dan kental dengan adanya mitos-mitos.

Salah satu diantaranya adalah kepercayaan tentang mitos-mitos seputar masalah kehamilan.
Anda tentu pernah mendengar istilah “ngidam”. Yaitu suatu keinginan tentang satu atau beberapa hal tertentu dari sang calon ibu yang – mau tidak mau – harus dipenuhi.
Ngidam merupakan salah satu keluhan yang umum pada wanita hamil.
Sebab jika keinginan sang calon ibu yang sedang “ngidam” ini tidak terpenuhi, dipercaya akan membawa pengaruh dan akibat buruk bagi sang calon jabang bayi.
Bahkan seandainya jika yang diidamkan sang ibu tersebut harus sedikit nyerempet-nyerempet bahaya sekalipun – misal, sang ibu ngidam ingin makan mangga muda, tapi tidak mau yang beli atau minta, namun harus “mengambil” dari milik tetangga – banyak suami yang harus “rela hati” untuk menurutinya.


Mitos-mitos tentang seputar masalah kehamilan yang beredar dan dipercaya masyarakat sebenarnya sah-sah saja. Hanya saja jika yang diidamkan oleh sang ibu sudah “neko-neko”, di luar nalar atau sudah nyerempet-nyerempet bahaya, apa tidak sebaiknya jika berfikir ulang dalam mempercayai mitos-mitos tersebut.
Sebab tidak mustahil, karena kepercayaan yang membabi buta, salah-salah malah masuk bui.
Agar dapat berfikir dan bertindak secara jernih ketika berada dalam situasi yang seperti ini, ada baiknya untuk mengetahui tentang benar tidaknya mitos-mitos seputar masalah kehamilan.

Dari banyak mitos seputar masalah kehamilan yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat kita, yang berikut di bawah ini adalah diantaranya :

● Apakah sebenarnya “ngidam” itu ?

Apakah ini adalah sebuah kondisi dimana semua keinginan sang calon ibu harus dituruti ?

Ada penjelasan secara ilmiah tentang masalah ngidam ini.
Pada wanita hamil, beberapa diantaranya “bisa” mengalami “PICA”.
Yaitu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan makan kompulsif. Sehingga menyebabkan timbulnya keinginan untuk memakan bahan non-pangan, misal kapur atau tanah liat . Atau bahan-bahan “yang aneh” lainnya.
Sampai saat ini memang belum diketahui penyebabnya secara pasti.
Namun diduga kuat berkaitan dengan siklus biochemical, psikologi, atau akibat kekurangan nutrisi tertentu. Sebagai contoh, jika sang ibu sangat ingin ( ngidam ) makan es dan tepung kanji, ini terkait dengan tubuh yang kekurangan zat besi.
Ngidam cokelat disebabkan kekurangan magnesium.
Kapur terkait dengan kurangnya asam lemak esensial.
Jadi kondisi “ngidam” sebenarnya merupakan salah satu pertanda kehamilan yang sifatnya subjektif. Sebab sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan hormon, yang berfungsi mengubah rasa dan bau pada tubuh seseorang ( yang sedang hamil ).
Bahkan emosi juga bisa mengubah selera makan.

● Jenis kelamin calon bayi dapat dilihat dari kondisi dan bentuk perut sang ibu.

Jika perut sang ibu lebih rendah saat mengandung, maka akan lahir bayi laki-laki.
Jika sang ibu ketika hamil wajahnya berjerawat, berarti bayinya perempuan.
Meski mitos ini begitu kuat dipercayai, namun kondisi dan bentuk perut sang ibu saat mengandung tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin sang calon jabang bayi.

Tinjauan ilmiah :
Kondisi dan bentuk perut wanita yang hamil sebenarnya ditentukan oleh jenis tubuh masing-masing.
Wanita yang bertubuh tinggi, dengan otot dan lemak yang lebih tipis maka akan tampak kandungannya lebih tinggi.
Sedangkan wanita dengan tubuh yang lebih pendek dan tebal lemak, kandungannya tampak lebih rendah. Atau, bisa juga karena otot perut yang longgar sehingga kehamilan tampak lebih rendah.
Sedangkan, untuk masalah jerawat bagi sang ibu ketika mengandung, itu tidak lain karena terjadinya perubahan hormon alami.

● Jika ingin anak laki-laki perbanyak mengonsumsi pisang dan makanan tinggi sodium.

Tinjauan ilmiah :
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini.

● Ibu hamil yang banyak mengkonsumsi makanan kaya kalsium dan magnesium, kemungkinannya untuk mendapatkan bayi perempuan akan mencapai 81 %.

Tinjauan ilmiah :
Hasil ini sebenarnya dirilis oleh Lembaga Reproduksi Biomedik di Amerika.
Kombinasi diet bahan pangan tersebut dengan kombinasi waktu berhubungan s3ksual sebelum masa subur, berpotensi tinggi untuk menghasilkan anak perempuan.
Namun hasil studi ini masih kontroversial, sebab karena bagaimana pun, sperma prialah yang menentukan kromosom X atau Y.

Nah itulah mitos-mitos kehamilan yang banyak beredar dan dipercaya masyarakat.

Namun setelah menyimak uraian di atas, anda dapat mengetahui sejauh mana kebenarannya.

You may like these posts