-->

Cara Menghukum Siswa Yang Terlambat Masuk Sekolah. Bijaksanakah ?

Saat ini, hampir di seluruh sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas ( terutama di sekolah-sekolah unggulan atau favorit ) menerapkan Aturan yang melarang siswanya untuk masuk ke dalam sekolah jika terlambat.

Penerapan aturan ini sepertinya bertujuan dan dimaksudkan untuk lebih mendisiplinkan para siswa dalam mengelola waktunya.

- Dikatakan sebagai “aturan” sebab hal ini sepertinya belum ditetapkan sebagai keputusan yang mengikat seluruh sekolah, namun masih cenderung kepada keputusan lokal. Dan tidak berani dikatakan sebagai kebijakan, karena masih ada beberapa hal yang perlu dikaji, apakah benar-benar bijaksana atau tidak -

Aturan ini tentu saja memiliki banyak sisi positif dan perlu mendapatkan apresiasi tersediri.
Hanya saja dalam penerapannya, sepertinya masih ada hal-hal teknis yang masih perlu dipikirkan kembali dan (mungkin) untuk lebih disempurnakan.
Sebagai contoh, Pada saat terlambat masuk dari jam masuk yang ditentukan, para siswa biasanya “diharuskan” untuk menunggu sampai jam pelajaran pertama selesai, di pintu gerbang sekolah.

Meski para siswa pada umumnya telah berusaha agar tidak terlambat masuk, namun karena berbagai alasan, selalu masih ada saja siswa yang terlambat.
Sehingga dapat dilihat hampir di setiap harinya para siswa yang “keleleran” menunggu di depan pintu gerbang sekolah sampai jam pelajaran pertama usai.
Meski hal ini merupakan salah satu upaya dari bagian pembelajaran siswa ( punishment ? ), namun dari beberapa sudut pandang kondisi seperti ini sepertinya “kok” kurang sedap dipandang mata.
Melihat para siswa yang mempunyai niatan awal mulia untuk menimba ilmu, belajar di sekolah, namun karena datang terlambat terpaksa harus “keleleran” di pintu-pintu gerbang sekolah di pinggir-pinggir jalanan.

Bagi para siswa yang mempunyai kecenderungan “penurut atau agak penakut”, kondisi seperti ini pasti diterimanya dengan sikap pasrah, sambil harap-harap cemas.
Namun bagi siswa-siswa tertentu “ yang mempunyai bakat bandel dan agak gengsian” bisa jadi mereka merasa kurang “sreg” dengan kondisi dan “perlakuan” yang seperti ini.
Hingga pada akhirnya, bukan tidak mungkin justru memicu sebuah pelanggaran baru yang lebih berat. “

"Ngapain keleleran menunggu di pintu gerbang ?
Tidak boleh masuk ya sudah. Mendingan ditinggal jalan-jalan dulu saja. Nanti menjelang jam pertama usai, balik lagi. Beres”

Mungkin itu yang terpikir di sebagian benak siswa yang memang “berbakat” agak bandel.
Dari pada keleleran, lebih baik ditinggal “ngeluyur” - jalan-jalan.
Dan ketika hal seperti ini benar-benar terjadi maka dampak negatifnya akan lebih besar lagi.

Padahal jika ditelusuri, siswa-siswa tersebut pada awalnya juga mempunyai niatan untuk benar-benar untuk bersekolah, bukan untuk sekedar “jalan-jalan”.
Namun karena adanya karena adanya kesempatan, mereka “terpaksa” melakukannya.
Ingat kata bang napi, “Kejahatan bukan hanya karena adanya niatan tetapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah, waspadalah”.

Jadi, kondisi seperti di atas semestinya juga perlu mendapatkan perhatian dan perlu dipikirkan ulang, oleh para guru atau para pengelola sekolah.
Jangan sampai, karena dimaksudkan ingin lebih mendisiplinkan para siswa, justru membuka peluang dan kesempatan baru untuk melakukan sebuah “pelanggaran” baru yang lebih besar lagi.

Mungkin akan lebih bijkasana, seandainya punsihment – hukuman yang diberikan kepada para siswa yang datang terlambat, bukan memaksa mereka “keleleran” menunggu di pintu-pintu gerbang sekolah.

Mungkin akan lebih bijaksana jika para siswa yang terlambat masuk, “dihukum” di dalam lingkungan sekolah saja. Melakukan kegiatan kebersihan, misalnya. Atau kegiatan-kegiatan lainnya disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.

Yang penting jangan kelihatan “keleleran” di pintu-pintu gerbang sekolah.
Disamping kurang sedap di pandang mata, hal seperti ini sepertinya juga kurang bagus untuk kondisi psikologis para siswa.

Semoga saja tulisan pendek ini bisa digunakan sebagai masukan.

Anda dapat membaca juga :
Cara Yahud Memilih Playgroup

You may like these posts