-->

Saya Pernah Diajari 3 Prinsip Sederhana Agar Pernikahan Bahagia

Acara pernikahan memang merupakan momen yang paling ditunggu, mendebarkan sekaligus membahagiakan.
Ketika satu pasangan telah memasuki tahap paling penting dalam kehidupan manusia ini, umumnya memang masih “berbunga-bunga”. Dan umumnya masih berangan-angan ( dan berharap ), dengan pernikahan yang telah dijalaninya maka “impian” yang selama ini menjadi bunga tidurnya tercapai sudah.
Ibaratnya bagaikan dongeng, akan bahagia selama-lamanya dengan pangeran pujaan hatinya.

Padahal, dalam kehidupan nyata, pernikahan bukanlah akhir dari segala impian.
Tapi justru merupakan awal sebuah kehidupan yang sesungguhnya.
Dan faktanya pula, tidak ada satupun ( kesudahaan ) pernikahan yang selalu berjalan dengan mulus, bahagia selama-lamanya. Akan selalu ada saja aral melintang yang menghalanginya.
Yang bagi pasangan muda ( baru menjalani pernikahan ) belum tentu mengetahuinya.

Itulah sebabnya pada setiap acara pernikahan ( terutama pernikahan adat Jawa ) selalu ada bagian acara yang dinamakan “ular-ular” yaitu acara khusus untuk memberikan bekal dan nasehat bagi pasangan yang baru menikah.

Nasehat dari para bijak ini biasanya berisi tentang bagaimana cara menjaga keharmonisan rumah tangga. Juga tentang bagaimana agar pernikahan dapat berjalan bahagia.

Mengingat yang telah lalu, jadi teringat, saya pernah diajari 3 prinsip sederhana agar pernikahan bahagia.

Dan kali ini saya akan berbagi dengan anda ( khususnya para pasangan muda yang sedang merencanakan akan segera menikah ). Berikut 3 prinsipnya :

● Tetap saling menghormati
Ketika pasangan telah melewati jenjang pernikahan , maka sekedar kata-kata “ i love u “ tidaklah cukup ( sebagaimana waktu pacaran dulu ).
Akan selalu timbul perbedaan dan gesekan.
Masalahnya adalah, ketika sebuah pasangan sudah menjadi suami istri, rasa saling menghormati terkadang mulai luntur. Karena kebanyakan berfikiran : “toh, sudah menjadi “hak miliknya”.
Padahal agar sebuah hubungan dapat tetap dalam kondisi “bahagia” selalu dibutuhkan rasa saling menghormati.
Rasa saling menghormati juga dapat menjaga agar tidak terjerumus dalam godaan – affair misalnya – sebab masing-masing pasangan akan selalu menjaga harga diri pasangannya.
Menjaga nama baik, harga diri, bahkan tetap memberikan privasi.
Tetap saling menghormati berarti juga tetap memberikan privasi kepada pasangan.

● Tetap berkomunikasi
Talk and to be open.
Saling “berbicara “ dan terbuka. Berapapun usia pernikahan, kunci dari kebahagiaan pernikahan adalah komunikasi.
Komunikasi juga akan berarti :
- Tidak kehilangan kontak pembicaraan.
Apapun topik dan persoalannya. Entah itu hanya berupa obrolan ringan sampai permasalahan berat yang harus dipecahkan bersama.
- Komunikasi adalah perwujudan nyata dukungan moral terhadap suami atau istri.
Sedangkan “diam-diam” adalah gejala ketidak pedulian.
- Untuk hal-hal yang sangat sensitif ( misalnya : gaji ) tetap harus dibicarakan secara terbuka.
Terkadang, beberapa pasangan “terlalu berat” untuk membicarakan hal-hal yang sensitif, meskipun hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan pasangannya , namun hal ini pada akhirnya akan membawa permasalahan yang lebih besar lagi.
Kuncinya tetap satu : komunikasi, apapun situasi dan kondisinya.

● Tetap romantis
Banyak pasangan yang telah bertahun mengarungi pernikahan “terpaksa” kehilangan kebahagiaan karena sudah merasa “ malu” untuk menunjukkan sisi romantis pada pasangannya ( terlebih jika ada anak-anaknya ).
Berapapun lama usia pernikahan tidak ada yang salah jika tetap menunjukkan sikap romantis pada pasangan.
Mungkin, tidak begitu besar pengaruhnya seperti kala masih muda dulu. Namun dengan tetap menunjukkan sikap romantis, setidaknya bisa menjadi “obor” yang bisa menghangatkan bahtera pernikahan.
A litte act of Romance.

Itulah 3 Prinsip Sederhana Agar Pernikahan Bahagia yang pernah diajarkan kepada saya.

You may like these posts